Motor Listrik
MOTOR DC
Pengertian Motor DC
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk,
misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik digunakan juga di
rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor
listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor
DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian
yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar).
Jika terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan
timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran,
sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Prinsip kerja dari arus searah adalah
membalik phasa tegangan dari gelombang yang mempunyai nilai positif dengan
menggunakan komutator, dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan
jangkar yang berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana
memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet
permanen.
Gambar 1. Motor D.C Sederhana
Catu
tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh
komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu
lilitan pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan
untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.
Prinsip Dasar Cara Kerja
Jika arus
lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada
konduktor.
|
Gambar
2. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor .
Aturan
Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar
3 menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah
karena bentuk U.
|
Gambar
3. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor.
Catatan :
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah
konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut.
Pada
motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker dinamo.
|
Gambar 4.
Medan magnet mengelilingi konduktor dan diantara kutub.
Jika
konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan
selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet
kutub. Lihat gambar 5.
|
Gambar 5. Reaksi garis fluks.
Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung
konduktor yang dilengkungkan (looped
conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B.
Medan
konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha
bergerak ke atas untuk keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang
berlawanan arah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan
yang kuat di atas konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar
keluar dari medan yang kuat tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker
dinamo berputar searah jarum jam.
Mekanisme
kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
§ Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
§ Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran /
loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
§ Pasangan gaya menghasilkan tenaga
putar / torque untuk memutar
kumparan.
§ Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Pada motor
dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan
magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari
energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung
melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses
perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar Prinsip kerja motor dc
Agar
proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan
reaksi lawan. Dengan memberi
arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan
perputaran pada motor.
Dalam
memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan beban
motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada keluaran tenaga putar / torque sesuai dengan kecepatan yang
diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok :
§ Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah corveyors,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
§ Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatn
operasi. Contoh beban dengan variabel torque
adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat
kecepatan).
Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.
§ Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque
yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban
dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
Prinsip Arah Putaran Motor
Untuk menentukan arah putaran motor
digunakan kaedah Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan
medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet
memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari,
maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama dengan F.
Prinsip motor : aliran arus di dalam
penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan
gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang
melalui penghantar bertambah besar.
Contoh :
Sebuah
motor DC mempunyai kerapatan medan magnet 0,8 T. Di bawah pengaruh medan magnet
terdapat 400 kawat penghantar dengan arus 10A. Jika panjang penghantar
seluruhnya 150 mm, tentukan gaya yang ada pada armature.
Jawab :
F = B.I.ℓ.z = 0,8 (Vs/m2). 10A. 0,15 m.400
= 480 (Vs.A/m)
= 480 (Ws/m) = 480 N.
Electromotive Force (EMF) / Gaya Gerak Listrik
EMF induksi biasanya disebut EMF
Counter. atau EMF kembali. EMF kembali artinya adalah EMF tersebut ditimbulkan
oleh angker dinamo yang yang melawan tegangan yang diberikan padanya.
Teori
dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan magnet maka
timbul ggl pada konduktor.
|
Gambar 8. E.M.F. Kembali.
EMF induksi terjadi pada motor listrik, generator serta
rangkaian listrik dengan arah berlawanan terhadap gaya yang menimbulkannya.
HF. Emil Lenz mencatat
pada tahun 1834 bahwa “arus induksi selalu berlawanan arah dengan
gerakan atau perubahan yang menyebabkannya”. Hal ini disebut sebagai Hukum
Lenz.
Timbulnya EMF tergantung pada:
·
kekuatan garis fluks
magnet
·
jumlah lilitan
konduktor
·
sudut
perpotongan fluks magnet dengan konduktor
·
kecepatan
konduktor memotong garis fluks magnet
Tidak ada arus induksi yang terjadi jika angker dinamo
diam.
Mengatur Kecepatan pada Armature
Berdasarkana persamaan di bawah ini :
Jika flux Φ tetap dijaga konstan,
dan kecepatannya berubah berdasarkan armature voltage (Es). Dengan naiknya atau turunnya Es, kecepatan motor akan naik atau turun sesuai dengan
perbandingannya.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa Es dapat divariasikan dengan
menghubungkan motor armature M ke excited variable – voltage dc generator G
yang berbeda. Field excitation dari motor tetap dijaga tetap kosntan, tetapi
generator Ix bisa divariasikan dari
nol sampai maksimum dan bahkan sebaliknya. Oleh sebab itu generator output
voltage Es bisa divariasikan dari nol
sampai maksimum, baik dalam polaritas positif maupun negatif. Oleh karena itu,
kecepatan motor dapat divariasikan dari nol sampai maksimum dalam dua arah.
Metode speed control ini, dikenal sebagai sistem Ward-Leonard, ditemukan di
pabrik baja (steel mills), lift bertingkat, pertambangan, dan pabrik kertas.
Dalam
instalasi modern, generator sering digantikan dengan high-power electronic
converter yang mengubah ac power dari listrik ke dc.
Ward-Leonard
sistem lebih dari sekadar cara sederhana dengan menerapkan suatu variabel dc ke
armature dari motor dc. Hal tersebut benar-benar dapat memaksa motor utnuk
mengembangkan torsi dan kecepatan yang dibutuhkan oleh beban. Contohnya,
misalkan Es disesuaikan dengan
sedikit lebih tinggi daripada Eo dari
motor. Arus akan mengalir
dengan arah sesuai dengan gambar di atas, dan motor mengembangkan torsi yang
positif. Armature dari motor menyerap power karena I mengalir ke terminal positif.
Sekarang,
misalkan kita megurangi Es dengan
mengurangi excitation ΦG. Segera setelah Es menjadi kurang dari Eo,
arus I berbalik. Hasilnya, torsi motor berbalik dan
armature dari motor menghantarkan daya ke generator G. Akibatnya, motor dc
mendadak menjadi generator dan generator G mendadak menjadi motor. Maka, dengan
mengurangi Es, motor tiba-tiba
dipaksa untuk memperlambat.
Apa
yang terjadi kepada power dc yg diterima oleh generator? Saat generator
menerima daya listrik, generator beroperasi sebagai motor, mengendalikan motor
ac nya sendiri sebagai asynchrounous generator. Hasilnya, ac power memberikan
kembali ke rangkaian yang biasanya memberikan motor ac. Kenyataannya daya bisa
diperoleh kembali, cara ini membuat Ward-Leonard sistem menjadi sangat efisien.
Contoh soal :
Calculate
a. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 400 V dan Eo = 380 V
b. Torsi motor dan kecepatan saat
Es = 350 V dan Eo = 380 V
Solution
a. Arus armature adalah
I = (Es
– Eo)/R = (400-380)/0.01
= 2000 A
Daya ke motor armature
adalah
P
= EoI = 380 x 2000 =
760kW
Kecepatan motor adalah
n = (380 V / 500 V) x 300 = 228r/min
Torsi
motor adalah
T = 9.55 P/n
= (9.55 x 760 000)/228
= 47.8 kN.m
b. Karena Eo
= 380 V, kecepatan motor masih 228
r/min. Arus armature adalah
I = (Es-Eo)/R
= (350-380)/0.01
= -3000A
Arusnya negatif dan mengalir berbalik; akibatnya,
torsi motor juga berbalik. Daya dikembalikan ke generator dan hambatan 10 mΩ :
P = EoI = 380 x 3000 = 1140kW
Braking torque yang dikembangkan oleh motor :
T = 9.55 P/n
= (9.55 X 1 140
000)/228
= 47.8 kN.m
Kecepatan dari motor dan dihubungkan ke beban
mekanis akan cepat jatuh dibawah pengaruh electromechanical braking torque.
Cara
lain untuk mengontrol kecepatan dari motor dc adalah menempatkan rheostat yang
di-seri-kan dengan armature (gambar di atas). Arus dalam rheostat menghasilkan
voltage drop jika dikurangi dari fixed source voltage Es, menghasilkan tegangan suplai yang lebih kecil dari armature.
Metode ini memungkinkan kita untuk mengurangi kecepatan dibawah kecepatan nominalnya.
Ini hanya direkomendasikan untuk motor kecil karena banyak daya dan pasa yang
terbuang dalam rheostat, dan efisiensi keseluruhannya rendah. Di samping itu,
pengaturan kecepatan lemah, bahkan untuk rheostat yg diatur fixed. Akibatnya, IR drop sedangkan rheostat meningkat
sebagaimana arus armature meningkat. Hal ini menghasilkan penurunan kecepatan
yang besar dengan naiknya beban mekanis.
Mengatur Kecepatan dengan Field
Berdasarkan persamaan di atas kita juga dapat
memvariasikan kecepatan motor dc dengan memvariasikan field flux Φ. Tegangan
armature Es tetap dijaga konstan agar
numerator pada persamaan di atas juga konstan. Oleh sebab itu, kecepatan motor
sekarang berubah perbandingannnya ke flux Φ; jika kita menaikkan fluxnya,
kecepatan akan jatuh, dan sebaliknya.
Metode
dari speed control ini seringkali digunakan saat motor harus dijalankan diatas
kecepatan rata-ratanya, disebut base
speed. Untuk mengatur flux ( dan kecepatannya), kita menghubungkan rheostat
Rf secara seri dengan fieldnya.
Untuk
mengerti metode speed control, pada gambar di atas awalnya berjalan pada
kecepatan konstan. Counter-emf Eo
sedikit lebih rendah dari tegangan suplai armature Es, karena penurunan IR armature.
Jika tiba-tiba hambatan dari rheostat ditingkatkan, baik exciting current Ix dan flux Φ akan berkurang. Hal ini
segera mengurangi cemf Eo,
menyebabkan arus armature I melonjak
ke nilai yang lebih tinggi. Arus berubah secara dramatis karena nilainya
tergantung pada perbedaam yang sangat kecil antara Es dan Eo. Meskipun fieldnya
lemah, motor mengembangkan torsi yang lebih besar dari sebelumnya. Itu akan
mempercepat sampai Eo hampir sama
dengan Es.
Untuk
lebih jelasnya, untuk mengembangkan Eo
yang sama dengan fluks yang lebih lemah, motor harus berputar lebih cepat. Oleh
karena itu kita dapat meningkatkan kecepatan motor di atas nilai nominal dengan
memperkenalkan hambatan di dalam seri dengan field. Untuk
shunt-wound motors, metode dari speed control memungkinkan
high-speed/base-speed rasio setinggi 3 : 1. Range broader speed cenderung
menghasilkan ketidakstabilan dan miskin pergantian.
Di bawah
kondisi-kondisi abnormal tertentu, flux mungkin akan drop ke nilai rendah yang
berbahaya. Sebagai contoh, jika arus exciting dari motor shunt sengaja diputus,
satu-satunya flux yang tersisa adalah remanent magnetism (residual magnetism)
di kutub. Flux ini terlalu kecil bagi motor untuk berputar pada kecepatan
tinggi yang berbahaya untuk menginduksi cemf yang diharuskan. Perangkat
keamanan diperkenalkan untuk mencegah kondisi seperti pelarian.
Shunt motor under load
Mempertimbangkan sebuah motor dc berjalan
tanpa beban. Jika beban mekanis tiba-tiba diterapkan pada poros, arus yang
kecil tanpa beban tidak menghasilkan torsi
untuk membawa beban dan motor mulai perlahan turun. Ini menyebabkan cemf
berkurang, menghasilkan arus yang lebih tinggi dan torsi lebih tinggi. Saat
torsi dikembangkan oleh motor adalah sama dengan torsi yang dikenakan beban
mekanik, kemudian, kecepatan akan tetap konstan. Untuk menyimpulkan, dengan
meningkatnya beban mekanis, arus armature akan naik dan kecepatan akan turun.
Kecepatan
motor shunt akan tetap relatif konstan dari tidak ada beban ke beban penuh.
Pada motor yang kecil, itu hanya turun sebesar 10-15 persen saat beban penuh
ditambahkan. Pada mesin yang besar, dropnya bahkan berkurang, sebagian ke
hambatan armature yang paling rendah. Dengan menyesuaikan field rheostat,
kecepatan harus dijaga agar benar-benar konstan sesuai dengan perubahan beban.
Series motor
Motor
seri identik dalam kosntruksi untuk motor shunt kecuali untuk field. Field
dihubungkan secara seri dengan armature, oleh karena itu, membawa arus armature
seluruhnya. Field seri ini terdiri dari beberapa putaran kawat yang mempunyai
penampang cukup besar untuk membawa arus.
Meskipun
kosntruksi serupa, properti dari motor seri benar-benar berbeda dari motor
shunt/ Dalam notor shunt, flux Φ per pole adalah konstan pada semua muatan
karena field shunt dihubungkan ke rangkaian. Tetapi motor seri, flux per pole
tergantung dari arus armature dan beban. Saat arusnya besar, fluxnya besar dan
sebaliknya. Meskipun berbeda, prinsip dasarnya dan perhitungannya tetap sama.
Pada motor yang
mempunyai hubungan seri jumlah arus yang melewati angker dinamo sama besar dengan yang melewati
kumparan. Lihat gambar 9. Jika beban naik motor berputar makin pelan. Jika
kecepatan motor berkurang maka medan magnet yang terpotong juga makin kecil,
sehingga terjadi penurunan EMF. kembali dan peningkatan arus catu daya pada
kumparan dan angker dinamo selama ada beban. Arus lebih ini mengakibatkan peningkatan torsi yang sangat besar.
Catatan :
Contoh keadaan adalah pada motor starter yang mengalami
poling ( angker dinamo menyentuh kutub
karena kurang lurus atau ring yang aus). Arus yang tinggi akan mengalir melalui
kumparan dan anker dinamo karena kecepatan angker dinamo menurun dan
menyebabkan turunnya EMF kembali.
|
Gambar 9. Motor dengan
kumparan seri.
EMF kembali mencapai maksimum jika kecepatan angker
dinamo maksimum. Arus yang disedot dari catu daya menurun saat motor makin
cepat, karena EMF kembali yang terjadi melawan arus catu daya.
EMF kembali tidak bisa sama besar dengan arus EMF.
yang diberikan pada motor d.c., sehingga akan mengalir searah dengan EMF yang
diberikan.
Karena ada dua EMF. yang saling berlawanan EMF kembali
menghapuskan EMF. yang diberikan, maka arus yang mengalir pada angker dinamo
menjadi jauh lebih kecil jika ada EMF kembali.
Karena EMF kembali melawan tegangan yang diberikan
maka resistansi angker dinamo akan tetap kecil sementara arus angker dinamo
dibatasi pada nilai yang aman.
Pengereman
Regeneratif
Bagan rangkaian di bawah ini menjelaskan mengenai
rangkaian pemenggal yang bekerja sebagai pengerem regeneratif. Vo hádala gaya gerak listrik yang
dibangkitkan oleh mesin arus searah, sedangkan Vt hádala tegangan sumber bagi motor sekaligus merupakan batería
yang diisi. Ra dan La masing-masing hádala hambatan dan
induktansi jangkar.
Gambar Bagan
Pengereman Regeneratif
Prinsip kerja rangkaian ini hádala
sebagai berikut :
Ketika saklar pemenggal dihidupkan,
maka arus mengalir dari jangkar, melewati skalar dan kembali ke jangkar. Ketika
sakalar pemenggal dimatikan, maka energi yang tersimpan pada induktor jangkar
akan mengalir melewati dioda, baterai dengan tegangan Vt dan kembali ke jangkar. Analogi rangkaian sistem pengereman
regeneratif dari gambar di atas dapat dibagi menjadi dua mode. Mode-1 ketika
saklar on dan mode ke-2 ketika saklar off seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.
Gambar Rangkaian ekivalen untuk a) saklar on; b). Saklar off.
dengan :
Vo = gaya gerak listrik
La = induktansi jangkar
Ra = resistansi jangkar
Vt = tegangan batería
i1
= kuat arus jangkar ketika pemenggal on (arus
tidak melewati baterai)
i2 = kuat
arus jangkar ketika pemenggal off ( arus melewati baterai)
Sedangkan
Gambar di bawah ini menunjukkan arus jangkar yang kontinyu dan yang tidak
kontinyu.
Gambar Arus
Jangkar. a). Arus Kontinyu; b). Arus
Terputus
dengan:
I1o = kuat
arus jangkar saat pemenggal mulai on
I2o = kuat
arus jangkar saat pemenggal mulai off
ton = lama
waktu pemenggal on
toff =
lama waktu pemenggal off
td = lama
waktu dimana i2 tidak nol
Tp
= perioda pemenggal, Tp = ton +
toff
Karakteristik motor kompon
Motor Kompon DC merupakan gabungan
motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dynamo (A) seperti
yang ditunjukkan dalam gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan
(yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini.
Gambar Karakteristik Motor Kompon DC
Pengereman pada motor
Pengereman secara
elektrik dapat dilaksanakan dengan
dua cara
yaitu secara:
– Dinamis
– Plugging
·
Pengereman
secara Dinamis
Pengereman yang
dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari sumber tegangan dan
memasangkan tahanan pada terminal jangkar. Oleh
karena itu kita dapat berbicara tentang waktu mekanis T konstan dalam banyak cara yang sama kita berbicara tentang
konstanta waktu listrik sebuah kapasitor yang dibuang ke dalam sebuah resistor.
Pada
dasarnya, T adalah waktu yang diperlukan untuk kecepatan motor jatuh ke
36,8 persen dari nilai awalnya. Namun, jauh lebih mudah untuk menggambar kurva
kecepatan-waktu dengan mendefinisikan konstanta waktu baru T o yang merupakan
waktu untuk kecepatan dapat berkurang menjadi 50 persen dari nilai aslinya. Ada hubungan matematis langsung antara
konvensional konstanta waktu T dan setengah konstanta waktu T O Buku
ini diberikan oleh
T
o = 0,693 T
Kita dapat membuktikan bahwa waktu
mekanis ini konstan diberikan oleh
di mana
T o = time for the motor speed to fall to one-half its previous value [s] T o = waktu untuk kecepatan motor jatuh ke satu-setengah dari nilai sebelumnya [s]
J = moment of inertia of the rotating parts, referred to the motor shaft [kg×m] J = momen inersia dari bagian yang berputar, yang disebut poros motor [kg × m]
n 1 = initial speed of the motor when braking starts [r/min] n 1 = awal laju pengereman motor saat mulai [r / min]
P 1 = initial power delivered by the motor to the braking resistor [W] P 1 = awal daya yang dikirim oleh motor ke pengereman resistor [W]
131.5 = a constant [exact value = (30/p) 2 log e 2] 131,5 = konstan [exact value = (30 / p) 2 log e 2]
0.693 = a constant [exact value = log e 2] 0,693 = konstan [exact value = log e 2]
T o = time for the motor speed to fall to one-half its previous value [s] T o = waktu untuk kecepatan motor jatuh ke satu-setengah dari nilai sebelumnya [s]
J = moment of inertia of the rotating parts, referred to the motor shaft [kg×m] J = momen inersia dari bagian yang berputar, yang disebut poros motor [kg × m]
n 1 = initial speed of the motor when braking starts [r/min] n 1 = awal laju pengereman motor saat mulai [r / min]
P 1 = initial power delivered by the motor to the braking resistor [W] P 1 = awal daya yang dikirim oleh motor ke pengereman resistor [W]
131.5 = a constant [exact value = (30/p) 2 log e 2] 131,5 = konstan [exact value = (30 / p) 2 log e 2]
0.693 = a constant [exact value = log e 2] 0,693 = konstan [exact value = log e 2]
Persamaan ini didasarkan pada asumsi bahwa efek
pengereman sepenuhnya karena energi pengereman didisipasi di resistor. In general, the motor is subjected to an extra braking
torque due to windage and friction, and so the braking time will be less than
that given by Eq. Secara umum, motor dikenakan tambahan akibat torsi
pengereman windage dan gesekan, sehingga waktu pengereman akan lebih kecil dari
yang diberikan oleh Persamaan. 5.9. 5.9.
·
Pengereman
secara Plugging
Kita bisa menghentikan motor bahkan lebih cepat
dengan menggunakan metode yang disebut plugging. Ini terdiri dari
tiba-tiba membalikkan arus angker dengan membalik terminal sumber (Gambar
5.19a).
Gambar 5.18 Kecepatan kurva terhadap waktu untuk berbagai metode pengereman.
Di bawah kondisi motor normal, angker
arus / 1 diberikan oleh
I 1 = (E s
- E o) IR
di mana R o adalah resistansi armature. Jika kita tiba-tiba membalik terminal sumber tegangan netto yang bekerja pada sirkuit angker menjadi (E o + E s). Yang disebut counter-ggl E o dari angker tidak lagi bertentangan dengan apa-apa tetapi sebenarnya menambah tegangan suplai E s. Bersih ini tegangan akan menghasilkan arus balik yang sangat besar, mungkin 50 kali lebih besar daripada beban penuh arus armature. Arus ini akan memulai suatu busur sekitar komutator, menghancurkan segmen, kuas, dan mendukung, bahkan sebelum baris pemutus sirkuit bisa terbuka.
Gambar A Amature terhubung ke sumber dc E s.
Figure 5.19b Plugging. Gambar B Menghubungkan.
Untuk mencegah suatu
hal yang tidak diinginkan, kita harus membatasi arus balik dengan
memperkenalkan sebuah resistor R dalam seri dengan rangkaian pembalikan
(Gambar 5.19b). As in dynamic braking, the
resistor is designed to limit the initial braking current I 2
to about twice full-load current. Seperti dalam pengereman dinamis,
resistor dirancang untuk membatasi pengereman awal arus I 2 sampai
sekitar dua kali arus beban penuh. With this
plugging circuit, a reverse torque is developed even when the armature has come
to a stop.
Dengan memasukkan
rangkaian, torsi reverse dikembangkan bahkan ketika angker telah datang
berhenti. In effect, at zero speed, E o
= 0, but I 2 = E s /R, which is about
one-half its initial value. Akibatnya, pada kecepatan nol, E o
= 0, tapi aku 2 = E s / R, yaitu
sekitar satu setengah nilai awalnya. As soon as
the motor stops, we must immediately open the armature circuit, otherwise it
will begin to run in reverse. Begitu motor berhenti, kita harus segera
membuka sirkuit angker, selain itu akan mulai berjalan secara terbalik. Circuit interruption is usually controlled by an
automatic null-speed device mounted on the motor shaft. Sirkuit gangguan
biasanya dikontrol oleh sebuah null-kecepatan otomatis perangkat terpasang pada
poros motor.
The curves of Fig. Lekuk Gambar. 5.18 enable us to compare plugging and dynamic braking for the same initial braking current. 5,18 memungkinkan kita untuk membandingkan pengereman plugging dan dinamis untuk pengereman awal yang sama saat ini. Note that plugging stops the motor completely after an interval 2 T o . Perhatikan bahwa memasukkan motor benar-benar berhenti setelah selang waktu 2 T o. On the other hand, if dynamic braking is used, the speed is still 25 percent of its original value at this time. Di sisi lain, jika pengereman dinamis digunakan, kecepatan masih 25 persen dari nilai aslinya pada saat ini. Nevertheless, the comparative simplicity of dynamic braking renders it more popular in most applications. Meskipun demikian, kesederhanaan komparatif pengereman dinamis menjadikan lebih populer di sebagian besar aplikasi.
Reaksi Jangkar
Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh hasil interaksi dua
garis medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan magnet dari
utara-selatan melewati jangkar. Interaksi kedua magnet berasal dari stator
dengan magnet yang dihasilkan jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya
torsi putar berlawanan arah jarus jam. Karena medan utama dan medan jangkar
terjadi bersama sama hal ini akan menyebabkan perubahan arah medan utama dan
akan mempengaruhi berpindahnya garis netral yang mengakibatkan kecenderungan
timbul bunga api pada saat komutasi.
Untuk itu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub bantu yang
terlihat seperti gambar dibawah ini
Gambar kutub bantu (interpole) pada motor DC
Kutub bantu ini
terletak tepat pada pertengahan antara kutub utara dan kutub selatan dan berada
pada garis tengah teoritis. Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri dengan
lilitan jangkar, hal ini disebabkan medan lintang tergantung pada arus
jangkarnya. Untuk mengatasi reaksi jangkar pada mesin – mesin yang besar
dilengkapi dengan lilitan kompensasi. Lilitan kompensasi itu dipasang pada alur
– alur yang dibuat pada sepatu kutub dari kutub utama. Lilitan ini sepertijuga
halnya dengan lilitan kutub bantu dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Arah
arusnya berlawanan dengan arah arus kawat jangkar yang berada dibawahnya.
Contoh soal:
1. Jangkar sebuah motor DC
tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika
dioperasikan pada beban normal.
a. Hitunglah GGL lawan (Ea) dan
daya yang timbul pada jangkar.
b. Jika tahanan jangkar 0.417 ohm,
keadaan yang lain sama. Berapa GGL lawan (Ea) dan daya yang timbul pada
jangkar. Penurunan tegangan pada sikat-sikat sebesar 2 volt untuk soal a dan b.
Jawaban:
a. Ea = V – Ia Ra – 2∆E
= (230 – 2 ) – (48 x 0.312) = 213 volt
Daya
yang dibangkitkan pada jangkar = Ea Ia
= 213 x 48
= 10.224 watt
b. Eb = V –
Ia Ra – 2∆E
= (230 – 2) – (48 x 0.417) = 208 volt
Daya
yang dibangkitkan pada jangkar = Ea Ia
= 208 x 48
= 9984 watt
Daftar Pustaka:
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya. Jakarta: Gramedia, 1988
Sumanto, Mesin Arus Searah. Jogjakarta:
Penerbit ANDI OFFSET, 1994
http://zone.ni.com/devzone/cda/ph/p/id/49#toc3
(national instrument)
Comments
Post a Comment